Buku ini membuktikan bahwa regenerasi cerpenis di Indonesia berlangsung secara terus-menerus dan simultan. Karya-karya para cerpenis kawakan seperti Gerson Poyk, Putu Wijaya, Budi Darma, Arswendo Atmowiloto, Gde Aryantha Soetama, dan F Rahardi, bersanding
Antologi cerpen Kompas memang selalu pantas dibaca, demikian pula yang edisi 1999 ini. Bagaimana tidak? Ada 20 cerpen yang layak dibaca. Cerpenis Budi Darma dengan Derabatnya, Jujur Prananto dengan Nasib Pendengar Setia, Lembu Di Dasar Laut ala Afrizal Ma