Fakta bahwa cerpen mendominasi sastra Indonesia makin tidak dapat dielakkan. Kedudukan cerpen semakin kuat, antara lain karena cerpen dan koran saling bergandeng tangan. Dua puluh cerpen dalam buku ini dipilih dari ratusan cerpen di sekian banyak koran se
Di dalam buku Un Soir du Paris, 12 penulis terkemuka Indonesia berkisah tentang dunia lesbian yang kompleks dan penuh lika-liku cinta yang unik. Mereka adalah Cok Sawitri, Shantined, Abmi Handayani, Ucu Agustin, Stefanny Irawan, Linda Christanty, Clara Ng
Dari 51 cerpen yang dimuat di Harian Kompas selama 2008, peraih Khatulistiwa Literary Award 2004, Linda Christanty, dan pengajar filsafat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Rocky Gerung, memilih 15 cerpen untuk antologi ini. "Smokol" karya Nuk
Buku ini membuktikan bahwa regenerasi cerpenis di Indonesia berlangsung secara terus-menerus dan simultan. Karya-karya para cerpenis kawakan seperti Gerson Poyk, Putu Wijaya, Budi Darma, Arswendo Atmowiloto, Gde Aryantha Soetama, dan F Rahardi, bersanding
Kumpulan Budak Setan, kompilasi cerita horor Eka Kurniawan, Intan Paramaditha, dan Ugoran Prasad, adalah proyek membaca ulang karya-karya Abdullah Harahap, penulis horor populer yang produktif di era 1970-1980an. Dua belas cerpen di dalamnya mengolah tema
Ia selalu suka duduk di hadapan cermin. Cermin besar yang sengaja dibelikan ibunya semasa kecil. Di dalam cermin itu, ia seolah bisa melihat dunia. Bukan dunia seperti tempat yang dipijaknya kini, melainkan sebuah tempat yang berbeda. Dan, lama-kelamaan i
Dalam Sihir Perempuan, Intan Paramaditha mengolah genre horor, mitos, dan cerita-cerita lama dengan perspektif feminis. Buku ini pertama kali diterbitkan Katakita tahun 2005 dan meraih penghargaan 5 besar Khatulistiwa Literary Award (Kusala Sastra Khatuli